.

Majelis Dzikir LAMR Mengetuk Langit demi Status Daerah Istimewa


Rabu, 21-5-2025


Majelis Dzikir LAMR Mengetuk Langit demi Status Daerah Istimewa

PEKANBARU – Sebuah malam yang syahdu menyelimuti aula Tenas Effendi di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Selasa (20/5/2024) pukul 19.30 WIB. Di bawah temaram cahaya,  puluhan tokoh masyarakat, ulama, dan perwakilan aparat pemerintah duduk bersila dalam keheningan. 


Malam itu, langit Riau digetarkan oleh lantunan dzikir dan doa dari hati yang tulus: memohon ridha Allah SWT agar perjuangan menjadikan Riau sebagai Daerah Istimewa memperoleh keberkahan dan kemudahan.


Majelis Dzikir yang digelar LAMR malam itu bukan hanya sekadar kegiatan rutin. Ia menjelma menjadi ruang batin kolektif, tempat rakyat dan pemimpinnya menyatukan harapan, menambatkan ikhtiar langit setelah mengerahkan segala daya di bumi. 


Bertema "Mewujudkan Daerah Istimewa Riau", acara ini menghadirkan KH Abdurrahman Qoharuddin—Ketua Umum Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Riau—sebagai penceramah utama.


Hadir dalam majelis tersebut berbagai unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), antara lain Kompol Dodi Hasibuan (mewakili Kapolda Riau), Letkol Laut PM Priyatno, SH, MH (mewakili Danlanal Dumai), H. Firdaus (mewakili Kanwil Kemenag Riau), perwakilan Korem 031/Wira Bima, Masrul Kasmy (Ketua Dunia Melayu Dunia Islam Riau), Ayub Nahar (Ittihadul Mubalighin), Eva Firman (Forum Pembaruan Kebangsaan), Hamzah (Jasa Raharja), dan Nurasmin (Badan Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Riau).


Ikhtiar Bumi, Ketundukan Langit


Dalam sambutan pembuka, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menjelaskan bahwa Majelis Dzikir merupakan program rutin LAMR yang digelar setiap bulan. 


Namun malam itu terasa berbeda. “Karena tema yang kita angkat adalah tema yang hidup di dalam dada masyarakat Riau: aspirasi luhur untuk menjadikan Riau sebagai Daerah Istimewa,” ujarnya.


Datuk Taufik mengungkapkan, pada 15 Mei 2025 lalu, berbagai elemen masyarakat Riau sepakat bersama - sama  memperjuangkan status daerah Istimewa kepada pemerintah Republik Indonesia.  LAMR diminta oleh masyarakat untuk menjadi pemrakarsa perjuangan ini.


“Dan pada 20 April 2025, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri mengonfirmasi bahwa Riau adalah salah satu daerah yang diusulkan menjadi Daerah Istimewa,” ucapnya.


Pada pagi harinya, di hari yang sama, telah digelar acara Maklumat Daerah Istimewa Riau yang dihadiri oleh sedikitnya 350 tokoh masyarakat. Dzikir malam itu menjadi lanjutan spiritual dari ikhtiar tersebut.


“Sebab kami yakin, hanya 15 persen keberhasilan bergantung pada usaha manusia. Selebihnya adalah kehendak Allah SWT. Maka malam ini kita mengetuk langit,” kata Datuk Taufik dengan suara bergetar.


Majelis yang Dibanggakan Malaikat


KH Abdurrahman Qoharuddin membuka ceramahnya dengan menyitir sabda Rasulullah SAW: “Tidak ada majelis yang di dalamnya disebut nama Allah, kecuali Allah akan membanggakan majelis itu di hadapan para malaikat.”


“Majelis kita malam ini lebih mulia daripada majelis yang ada di Senayan, karena di sini nama Allah digemakan, dan harapan rakyat ditumpahkan dengan keikhlasan,” ucapnya lantang.


Ia menegaskan, perjuangan mewujudkan status Daerah Istimewa bagi Riau bukan sekadar aspirasi politik, tetapi juga jihad kebudayaan dan spiritual. “Hak itu tidak datang dengan menunggu. Ia harus dituntut, diperjuangkan, dengan syarat: umat bersatu dan bersungguh-sungguh,” katanya.


Mengutip ayat Al-Qur’an, KH Abdurrahman berkata: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah nasib mereka sendiri.”


“Jadi, perjuangan kita ini adalah jihad kita bersama. Negeri ini amanah yang diwariskan kepada kita. Maka mari kita perjuangkan sungguh-sungguh,” serunya penuh semangat.


Sebagai penutup, ia berpesan agar seluruh elemen masyarakat Riau menyatukan langkah, meluruskan barisan, dan meneguhkan tekad. “Mari kita luruskan shaf-shaf kita untuk memperjuangkan Riau sebagai Daerah Istimewa. Jangan ada shaf yang kosong, jangan ada hati yang ragu,” katanya disambut haru dan gema amin dari para hadirin.


Dari Dzikir Menuju Tindakan


Malam itu, dzikir dan doa mengalun lirih dari bibir para hadirin, dipimpin oleh Dr. KH. A Abu Zazid, SHM, M.Pd.I. Alunan tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar menjadi senandung kolektif yang menggugah batin. Ada harapan yang berpendar dari setiap helaan nafas: semoga perjuangan anak negeri Riau mendapat keberkahan dan dikabulkan oleh Allah SWT.


LAMR bukan hanya memimpin narasi perjuangan Riau secara administratif dan politis, tetapi juga memimpin batin rakyatnya menuju ruang spiritual: bahwa perubahan sejati hanya mungkin jika langit turut bersaksi.


Penulis Azmi Bin Rozali
Editor Lukman Hakim
  • BERITA TERKAIT

  • TAG TERKAIT